Naskah Drama Tangkuban Perahu (Legenda Jawa Barat)
Tangkuban Perahu
(Legenda Asal Jawa Barat)
Beribu-ribu tahun yang lalu,
terdapat sebuah tempat yang bernama Parahyangan dan tempat itu dipimpin oleh
seorang raja dan ratu. Mereka mempunyai satu orang anak yang bernama Dayang
Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, tetapi dia sangat manja.
Babak 1
Pada suatu hari, Dayang Sumbing sedang menenun. Namun ada sedikit masalah dengan keadaannya.
Dayang Sumbi : “ Duh, kenapa kepalaku rasanya berat sekali dan tubuhku
terasa lemas?,
dan kenapa
aku bias menjatuhkan pintalanku berulang kali.”
Karena Dayang Sumbi merasa
kesal, Dia tidak sengaja mengucapkan sebuah sumpah.
Dayang Sumbi : “ Siapa saja tolong
aku, aku bersumpah aku akan menikahi siapapun
yang mau mengampilkan
pintalanku.”
Tiba-tiba
seekor anjing bernama Tumanng mengampilkan pentalan Dayang Sumbi. Tumang adalah
seekor anjing sakti.
Tumang : Guk… Guk…
Dayang Sumbi : Hah ( terkejut ),
mengapa malah seekor anjing yang mengambil
pentalanku.
Tetapi aku telah terlanjur mengucapkan sumpahku, maka
mau tidak mau aku
harus menikahi anjing itu.”
Dayang
Sumbi dan Tumang hidup bahagia dan dikaruniai seorang anak laki-laki bernama
Sangkuriang dan memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Sangkuriang tumbuh
menjadi anak yang gagah dan perkasa.
Sangkuriang : “Bu, aku mau bermain di hutan dulu ya dengan
Tumang.”
Dayang Sumbi : “Iya, tetapi kamu
hati-hati ya, di hutan bbanyak binatang buas.”
Sangkuriang : “Tenang saja bu, ka nada Tumang,
anjing yang selalu setia menjaga
Sangkuriang.
Aku pergi dulu ya bu.”
Dayang Sumbi : “hiks… hiks… (
menangis ). Mengapa kamu tidak pernah bias
Menganggap
Tumang sebagai ayah kamu nak?”
Babak 2
Suatu hari yang cerah, Dayang
Sumbi menyuruh Sangkuriang dan Tumang untuk berburu ke hutan.
Dayang Sumbi : “Sangkuriang, sebaiknya kamu pergi ke hutan untuk
berburu, karena
malam ini Ibu mau adakan pesta kecil-kecilan.
Jangan lupa bawa juga
Tumang.”
Sangkuriang : Baik bu, Tumang akan mencari daging yang
banyak. Ayo Tumang, kita
pergi.”
Tumang :
Guk… Guk…
Sesampainya
di hutan
Sangkuriang : “ Sepertinya di sini tempat yang
baik untuk berburu, ayo Tumang kamu
cari
bau buruan kita!”
Tumang :
Guk…
Lama
Kelamaan, hari semakin larut dan mereka belum juga mendapatkan satu buruan pun.
Sangkuriang :“Duh, sudah gelap, tapi aku belum dapat satupun
buruan. Kalau aku
pulang
pasti ibu akan kecewa. Oh aku tahu, lebih baik aku potong saja tumang sebagai
buruannku.”
Sangkuriang
pun membidik panahnya ke arah tumang dan membawanya pulang.
Sangkuriang : “Bu, aku sudah dapat buruannya.”
Dayang sumbi : “Wah, kamu hebat sekali nak, ibu bangga punya anak
seperti kamu.”
Dayang Sumbi tidak tahu bahwa itu adalah Tumang, yang dia tahu hanya daging itu
adalah rusa buruan Sangkuriang.
Seusai pesta, Dayang Sumbi teringan kepada Tumang.
Dayang Sumbi : “Oh Iya, kenapa daritadi aku tidak melihat suamiku?”.
Sangkuriang…
(teriak
Dayang Sumbi memanggil anaknya).”
Sangkuriang : “ Iya bu, ada apa…?”
Dayang Sumbi : “Apakah kamu melihat Tumang?’
Sangkuriang : “Ti…Ti…Tidak bu (menjawab dengan
tersendak-sendak).”
Dayang Sumbi : “Bagaimana bias kamu tidak melihatnya, bukankah tadi
kamu pergi ke
hutan
bersama Tumang?”
Karena Sangkuriang sangat
takut kepada ibunya, maka dia mengatakan yang sebenarnya.
Sangkuriang : “Bu, sebenarnya daging yang kuberikan tadi bukanlah
daging rusa, tetapi
daging
tumang.”
Dayang Sumbi : “ Apa…?, kenapa kamu
berbuat seperti itu… hiks (sambil menangis).
Asal
kamu tahu, Tumang itu adalah ayah kandungmu dan kamu telah
membunuh
ayah kandungmu sendiri.”
Karena terlalu marah, Dayang
Sumbi memukul Sangkuriang hingga pingsan dan akibat perbuatannya itu Dayang
Sumbi diusir dari Istana. Setelah beberapa hari, Sangkuriang pun sadar tetapi bekas pukulan Dayang Sumbi
masih terlihat jelas.
Sangkuriang : “Maafin Sangkuriang bu, aku tidak bermaksud melakukan
hal itu, aku
hanya
tidak mau membuat ibu kecewa (katanya dalam hati).” Tetapi
untuk
menebus semua kesalahanku, aku akan pergi mengembara dan aku
anggap
bekas luka di keningku ini adalah restu darimu ibu.”
Babak 3
Setelah beberapa tahun
Sangkuriang mengembara, Ia bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik.
Wanita itu adalah ibunya sendiri, namun Sangkuriang tidak mengetahui hal
tersebut. Tanpa pikir panjang Sangkuriang langsung melamarnya.
Sangkuriang : “ Wahai engkau wanita yang cantik jelita, siapakah
namamu ?”
Dayang Sumbi : “ Nama saya Dayang Sumbi.”
Sangkuring : “ Dayang Sumbi ? Sepertinya nama itu pernah
kudengar. Tetapi
sudahlah,
itu tidak penting.
Dayang Sumbi : “Kalau tidak ada
keperluan dengan saya, lebih baik saya pergi.”
Sangkuriang : “Oh tidak, tunggu sebentar. Ada yang ingin
kutanyakan, maukah kau
menikah
denganku ?”
Dayang Sumbi : “ Dengan senang hati
saya menerima lamaranmu.”
Sangkuriang : “ Terima kasih, aku sungguh bahagia hari ini.”
3 hari sebelum hari pertunangan mereka, Dayang Sumbi mengelus rambut
Sangkuriang dan Dayang Sumbi terkejut saat melihat bekas luka di kening
Sangkuriang.
Dayang Sumbi : “Oh… Bukankah luka itu adalah luka bekas pukulanku
pada anakku,
Sangkuriang.
Tidak mungkin, aku hamper menikahi anakku sendiri. Aku
harus
mencari cara untuk membatalkan pertunangan ini ( teriaknya dalam
hati).”
Sangkuriang : “Ada apa Dayang Sumbi, mengapa
kau tampak gelisah ?”
Dayang Sumbi : “ Sangkuriang, sebelum kau menikahi aku, aku memberikan
1 syarat ?”
Sangkuriang : “ Apakah 1 syarat tersebut ?”
Dayang Sumbi : “ Kau harus membuat bendungan yang bias menutupi seluruh
bukit lalu
membuat
perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Kau harus
menyelesaikan
sebelum fajar menyingsing.”
Sangkuriang : “ Baiklah akan kulalukan.”
Babak 4
Sangkuriang pun segera
bekerja, cintanya pada Dayang Sumbi sangat besar, sehingga dia berusaha keras
untuk menyelesaikannya. Sangkuriang ingat bahwa ia dapat memanggil jin,
kekuatan yang didapat oleh keturunan dari ayahnya.
Sangkuriang : “ Wahai jin-jin yang berada di
sekeliling tempat ini, tolong bantulah aku
untuk
menyelesaikan sebuah bendungan.”
Jin-jin itu lalu mengerjakan
yang diperintahkan oleh Sangkuriang. Dengan tanah dan lumpur mereka membuat
bendungan.
Sangkuriang : “ Bagus, dengan begini pasti aku bias
menyelesaikannya sebelum fajar. Sebaiknya aku mulai membuat perahu. Sepertinya
di dekat sungai ada pohon yang bagus.”
Dayang Sumbi : “ wah, bagaimana ini ? tampaknya Sangkuriang sudah
hamper
menyelesaikan
syarat yang kuberikan. Para Dewa dan Dewi, aku mohon
tolonglah
hambamu ini, tolonglah agar pagi datang lebih cepat.
Setelah Dayang Sumbi berdoa,
tiba-tiba matahari mulai terlihat dan Dayang Sumbi dapat bernafas lega.
Babak 5
Ayam beerkokok saat melihat
matahari terbit dan Sangkuriang pun menyadari bahwa ia telah ditipu.
Sangkuriang : “ Dayang Sumbi, kau telah menipuku, seharusnya masih
setengah jam
lagi
sebelum pagi datang.”
Dayang Sumbi : “ Maafkan saya, saya
tidak bermaksud melakukan itu.”
Sangkuriang : “ Kenapa, padahal aku sangat mencintaimu, tapi kenapa
kau tidak mau
menerimanya
?”
Dayang Sumbi : “ Itu karena aku
adalah ibumu Sangkuriang, aku tahu karena ada bekas
luka
di keningmu.”
Sangkuriang : “ Tidak mungkin, pasti itu hanya
alasnmu saja agar kau tidak mau
menikah
denganku. Kau membuatku sangat marah, aku akan
mengutukmu
Dayang Sumbi.”
Sangkuriang pun mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu yang telah dibuatnya sampai ke tengah hutan dan perahu itu dalam keadaan terbalik. Sejak saat itu dinamakan Tangkuban Perahu ( perahu menelungkup ). Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.
(LE 1)
0 Response to "Naskah Drama Tangkuban Perahu (Legenda Jawa Barat)"
Posting Komentar