Naskah Drama Panembahan Reso (W.S. Rendra)
Panembahan Reso
karya W.S. Rendra
Di rumah Panembahan
Reso. Pagi hari. Ada Aryo Lembu, Aryo Jambu,
Aryo Bambu, Aryo Sumbu,
Aryo Sekti, Ratu Dara, dan Panembahan Reso.
Sekti : Panembahan Reso, jadi saya datang kemari untuk mengantar
teman-teman
Aryo, yang dulu diutus oleh almarhum Sri Baginda Raja Tua untuk
keliling
kadipaten-kadipaten, menghadap kepada Anda.
Reso : Selamat datang, para Aryo. Kedatangan Anda di ibu kota sangat
kami
nantikan. Terutama oleh Sri Baginda Maharaja.
Lembu : Sebelum menghadap Sri Baginda Raja.
Sekti : Maaf, Maharaja, bukan Raja.
Lembu : Ah, ya! Ampun seribu ampun! Sebelum kami menghadap Sri Baginda
Maharaja, kami lebih dahulu menghadap Anda dan juga Sri ....
Ratu Dara?
Sekti : Ya, betul! Sri Ratu Dara!
Lembu : Oh! Kami lebih dahulu menghadap Anda dan Sri Ratu Dara, untuk
lebih
meyakinkan diri bahwa kami tidak akan membuat kesalahan yang
sama
sekali tidak kami maksudkan.
Bambu : Selama kami pergi bertugas, telah banyak terjadi perubahan
dengan
menurut cara yang sah. Kami akan menyesuaikan diri dengan perubahan ini.
Jambu : Pendeknya, kami mengakui kedaulatan Sri Baginda Maharaja Gajah
Jenar dan tunduk kepada semua keputusan yang telah disabdakan oleh Sri Baginda.
Sumbu : Kami telah menjalankan tugas yang justru kami anggap penting
untuk
mempertahankan keutuhan kerajaan. Sekarang kami tetap patuh dan
bersedia untuk membela keutuhan kerajaan di bawah naungan Sri
Baginda
Maharaja Gajah Jenar.
Reso : Bagus! Bagus! Dengan cepat saya bisa mengumpulkan bahwa Anda
berempat abdi Raja yang tahu diri dan tahu akan kewajiban.
Bagus. Bagus.
Sri Baginda pasti akan ikhlas menerima bakti Anda semua.
Jambu : Syukurlah kalau begitu. Kami juga sangat berterima kasih kepada
Sri
Baginda karena beliau telah memberikan perhatian besar kepada
para istri
kami. Bagaimanakah keadaan mereka? Saya sendiri sudah merasa
sangat
kangen dengan istri saya, setelah sekian lama dipisahkan oleh tugas demi kerajaan.
Reso : Jangan khawatir. Keadaan mereka sangat mewah dan sejahtera.
Mereka
dibawa ke istana demi keamanan mereka sendiri. Jangan sampai
mereka
menjadi korban dari pancaroba perubahan. Nanti setelah Anda
menghadap
Maharaja, pasti istri Anda akan diantar ke rumah kembali. Sri
Ratu Dara
dan Sri Ratu Kenari selalu bermain-main dengan mereka.
Dara : Kami sering bermain bersama sampai agak larut malam. Kami saling
bercerita tentang pengalaman hidup masing-masing.
Jambu : Sungguh kami sangat berutang budi untuk kebaikan hati semacam
itu.
Reso : Jadi, kerajaan dalam keadaan kurang lebih utuh!
Lembu : Begitulah. Kecuali keadaan di Tegalwurung! Panji Tumbal berhasil
ditawan oleh Pangeran Kembar. Pangeran Bindi menduduki seluruh
Kadipaten Tegalwurung dan menyatakan menentang kedaulatan
Maharaja
kita, Berta menobatkan dirinya sendiri menjadi Raja. Pangeran
Kembar
mendukungnya.
Reso : Hm! Ini bukan persoalan remeh.
Dara : Ia bukan putra tertua dari almarhum Sri Baginda Raja yang dulu.
Reso : Atas dasar kekuatan! Setiap orang yang merasa dirinya kuat boleh
saja
menobatkan dirinya menjadi Raja. Seperti juga Raja yang dulu
mendirikan
kerajaan ini. Tinggal soalnya apakah ia akan bisa membuktikan
bahwa
dirinya benar-benar yang terkuat di seluruh negara. Bisa tidak
ia
menundukkan semua tandingan yang ada.
Dara : Jadi, ia menantang kekuasaan Maharaja kita!
Reso :
Sanggupkah maharaja kita
menyingkirkan dia atau sanggupkah dia
menyingkirkan maharaja kita? Itu saja persoalannya.
Bambu : Dengan dukungan Anda sebagai pemangku, maharaja kita pasti akan
bisa
menumpas tandingannya, di Tegalwurung!
Jambu : Besar kepercayaan kami kepada Anda untuk bisa mengatasi keadaan ini, Panembahan.
Lembu : Dari sejak masih tinggal di istana, Pangeran Bindi sangat
mengerikan
tingkah lakunya. Tanpa ragu-ragu saya akan membantu Anda untuk
membela maharaja kita.
Reso : Aryo Sumbu, apakah Anda juga mempunyai kemantapan seperti itu?
Sumbu : (Jelas dan tegas) Ya, Panembahan!
Reso : Setelah Anda semua beristirahat beberapa hari, bantulah Sri
Baginda untuk
memerangi para pemberontak. Anda semua mempunyai pengalaman yang
luas di dalam pertempuran.
Lembu : Di bawah pimpinan Anda kami semua patuh dan setia.
Reso : Silakan pulang dulu dan nanti sore menghadap Maharaja di Istana.
(Keempat Aryo mohon
diri lalu keluar.)
Sekti : Pengaruh Anda terhadap para Aryo, para Panji, dan para Senapati
sungguh
sangat besar. Memang hanya Anda yang bisa menyelamatkan kerajaan
dari
bencana-perpecahan. Sekarang saya pamit dulu, Panembahan. Di
rumah
saya ada tamu yang menginap. Setelah minum kopi sore hari dengan
tamu
itu, saya akan menghadap maharaja ke istana.
Reso : Apakah kamu itu akan tinggal lama di rumah Anda?
Sekti : Seperti biasanya, agak lama juga. Salam, Ratu Dara. Salam, Panembahan (pergi).
Dara : Anakku seorang diri tak akan bisa mempertahankan takhtanya.
Reso : Itulah sebabnya kita harus membantu Baginda.
Dara : Maharaja boneka itu mulai memuakkan saya.
Reso : Tidak baik berkata begitu sementara Baginda ialah darah dagingmu sendiri.
Dara : Panembahan suamiku, ternyata Anda begitu kuat dan kuasa, kenapa
Anda
tidak ingin menjadi raja?
Reso : Hahahaha! Apa kurang enaknya menjadi orangtua dan pemangku.
(Sumber: Horison Sastra
Indonesia 4, Kitab Drama, 2002)
(LE 1)
0 Response to "Naskah Drama Panembahan Reso (W.S. Rendra)"
Posting Komentar